(Studi Khasus Petak 61a BKPH Kedunggalar KPH
Ngawi)
Oleh:
Aris Wibowo, Sutijasno, Urip Indera Nurvana, Widodo,
Arga Pramudhita dan Sahri
A.
Pendahuluan
Budidaya tanaman jati dengan stek
pucuk dimulai tahun1997 dan
dikembangkan secara luas/massal mulai
tahun 2007 sampai tahun 2013 seluas 62.000 ha, sedangkan yang
dilaksanakan Puslitbang Perhutani seluas 446,7 ha. Salah satu Jati Plus Perhutani
(JPP) yang dikembangkan dengan stek pucuk yaitu klon JPP PHT I dan PHT II yang diperoleh melalui serangkaian
program pemuliaan jati. Saat ini Perhutani memiliki kebun pangkas PHT I dan PHT
II seluas 36,6 ha yang tersebar di Unit I, II dan III. Potensi kebun pangkas
dapat menghasilkan bibit stek pucuk siap tanam 30 juta/tahun. Klon JPP PHT I
dan PHT II telah mendapatkan Hak Perlindungan Varietas Tanaman dari Departemen
Pertanian tahun 2009. Selain JPP PHT I dan PHT II, diharapkan tahun-tahun berikutnya
ditemukan PHT-PHT yang lain.
Gambar 1. Menteri Kehutanan Mengunjungi Pameran Klon Unggul JPP
Gambar 1. Menteri Kehutanan Mengunjungi Pameran Klon Unggul JPP
Uji coba penanaman JPP PHT I dan PHT
II dilakukan di Petak 61 a KPH Ngawi Februari 2004 dengan menerapkan
silvikultur intensif. Upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas produk
tersebut dilakukan dengan memadukan antara penggunaan bibit unggul (klon PHT I
dan PHT II) dengan memanipulasi lingkungan seoptimal mungkin dan perlindungan,
hal ini yang disebut silvikultur intensif.
Grafik 2. Ketebalan tanah terhadap Pertumbuhan jati JPP
PHT I dan PHT II
Ketebalan tanah memberikan pertumbuhan tanaman JPP yang berbeda, semakin tebal tanah semakin tinggi pertumbuhan tanaman. (Grafik 1).
Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm, pemberian 3 kg pupuk kandang setiap lubang 1 bulan sebelum tanam. pemberian pupuk Nitrogen 1 bulan setelah tanam dengan urea dosis 50 gr/pohon dan kemudian dilakukan pemupukan Nitrogen dua (2) kali setiap sampai umur 5 tahun dengan urea dosis 100 gr/pohon.
Gangguan yang disengaja seperti wiwil
daun dapat menghambat pertumbuhan tinggi
tanaman sampai 67 %. Pruning/wiwil cabang hanya boleh dilakukan sepertiga dari
tinggi total. Kebakaran hutan tidak mematikan tanaman jati tetapi akan
menghambat pertumbuhan diameter sekitar 1-2
cm/tahun pada jati umur 4 tahun.
B.
Uji Coba Tebangan JPP asal stek pucuk
Uji coba tebangan JPP asal stek pucuk umur 9 tahun dilakukan di KPH
Ngawi seluas 2 ha. Pelaksanaan tebangan dilakukan pada bulan April 2013 – Mei
2013.
Hasil uji coba tebangan JPP asal stek
pucuk seluas 2 ha (sebanyak 1193 pohon) diperoleh
301 m3 atau 150,5 m3/ha, dan disisakan 50 pohon (sekitar 12,5 m3 atau 6,25
m3/ha) sebagai tegakan tinggal. Riap volume pada petak 61a BKPH Kedunggalar
sebesar 17,4 m3/ha/th. Setiap hektar (ha) tegakan yang ditinggalkan sebanyak 25
pohon yang akan ditebang sampai kurun waktu tertentu, terhadap tonggak sisa
tebangan dilakukan pemeliharaan trubusannya (Suwarno, press.com. 2013). Hasil tebangan seperti Tabel 1.
Tabel 1. Hasil
tebangan JPP asal stek pucuk PHT I dan PHT II umur 9 tahun dalam satu hektar (1
Ha).
Umur
(th)
|
Jumlah Pohon
(N/Ha)
|
Average diameter
(Cm)
|
MAI
(M3/Th)
|
Total
(M3/Ha)
|
NPV
(Rp)
|
IRR
(%)
|
BCR *)
|
9
|
597
|
23,1
|
17,4
|
156,75
|
106.008.240
|
17
|
1,86
|
C. Uji
Coba Trubusan JPP Asal Stek Pucuk di Petak 61 a, KPH Ngawi.
Gambar 3 dan 4 Trubusan klon unggul umur 8 bulan
|
Hasil pertumbuhan trubusan diperoleh prosen tumbuh 91,6% dengan tinggi rerata 270 cm umur 8 bulan. Hasil Uji coba dengan tonggak yang ditutup dengan plastik dan tonggak tidak ditutup tidak menunjukkan perbedaan. Pemeliharaan selama 8 bulan meliputi pendangiran dan penunggalan tunas yang tumbuh baik. Pertumbuhan trubusan yang cukup baik ini disebabkan oleh: a) faktor genetik bibit, semula tonggak berasal dari klon unggul PHT I dan PHT II. b). faktor lingkungan, yaitu kedalaman solum pada lokasi tersebut lebih 40 cm dan curah hujan sampai bulan Juli 2013 yang cukup tinggi, serta juga disebabkan oleh sistem perakaran yang sudah stabil sehingga penyerapan air dan unsur hara oleh akar lebih baik.
Penutup
Budidaya tanaman jati
dengan stek pucuk JPP PHT I dan PHT II umur 9 tahun dan dapat menginspirasi
bahwa sekali penanaman akan dapat menghasilkan berkali-kali rotasi tebangan
dari trubusan tonggak yang dipelihara.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
Tim Pemuliaan Pohon Fakultas Kehutanan UGM
(alm.Prof Dr. Oemi H.Soeseno, Prof Dr. M. Na’iem dan Dr. Eko Bhakti Hardiyanto)
sebagai inisiasi pertama penelitian kebun pangkas, stek pucuk dan uji klon jati
di Perum Perhutani dalam rangka mewujudkan perhutanan klon jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar