Ringkasan
Akar tanaman dapat berupa akar tunggang atau akar serabut
dengan penyebaran yang berbeda-beda. Sifat-sifat akar akan menentukan cara
penempatan pupuk maupun jumlah pupuk yang diberikan. Pemupukan anorganik
(nitrogen) dapat efektif dan efisien apabila pemberiannya sesuai fungsi
kebutuhan tanaman yaitu untuk produksi buah (generatif) atau pertumbuhan
(vegetatif), sifat tanah, penempatan dan waktu yang tepat saat pemupukan.
Kebutuhan pupuk nitrogen (urea) oleh tanaman berbeda-beda dan tergantung pada
hasil yang diinginkan.
Tujuan penelitian: mengetahui kemampuan akar menyerap
air, mengetahui posisi arah akar (berdasarkan arah mata angin) terhadap
penyerapan air dan pupuk, mengetahui dosis pupuk urea terbaik dan aplikasi untuk kegiatan pemupukan.
Hasil
Penelitian: Arah mata angin berpengaruh nyata (taraf uji 5%) terhadap kemampuan
akar menyerap air,posisi akar sebelah timur pohon mampu menyerap air terbanyak
yaitu 223 ml/5 hari, kearah barat pohon sebanyak 157,5 ml/5 hari dan kearah
selatan dan utara pohon hanya 7,6 ml/5
hari. Pemberian pupuk berdasarkan arah mata angin, dosis pupuk dan
interaksinya berbeda nyata pada taraf
uji 5%, pemberian pupuk pada dua titik yaitu posisi sebelah barat-timur pohon memberikan
peningkatan pertambahan keliling tanaman jati sebesar 5,25 cm, sedangkan pada
satu titik sebelah timur pertambahan keliling sebesar 4,5 cm dan kontrol 1 cm. Pemberian
pupuk sebesar 200 gr, 100 gr dan kontrol meningkatkan pertambahan keliling
sebasar 3,2 cm; 3,1 cm dan 1 cm. Interaksi antara posisi pemupukan dan dosis
pupuk diperoleh posisi dua titik
barat-timur pohon dengan dosis 200 gr meningkatkan pertumbuhan keliling pohon
sebesar 7 cm selama 6 bulan. Aplikasi untuk pemupukan bahwa pemberian pupuk
lebih baik dibuatkan lubang tanam dua titik yaitu sebelah barat-timur pohon
dengan dosis 200 gr.
1. Pendahuluan
Penyusun utama tanah terdiri atas empat (4) bahan yaitu
mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut
mempunyai jumlah yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap
lapisan tanah. Menurut Harjowigeno (1987), guna air bagi pertumbuhan tanaman
adalah sebagai unsur hara tanaman, sebagai pelarut unsur hara dan sebagai
bagian dari sel-sel tanaman, serta membantu reaksi-reaksi kimia.
Tanaman menyerap unsur hara melalui akar atau melalui
daun. Unsur C dan O diambil tanaman dari udara sebagai CO2 melalui stomata daun
dalam proses fotosintesa. Unsur hara H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar
tanaman (Harjowigeno, 1987). Unsur-unsur hara dapat tersedia disekitar akar
tanaman dapat melalui aliran massa,
difusi dan intersepsi akar. Jumlah unsur yang diperlukan untuk menyusun
bagian-bagian tanaman berbeda untuk setiap jenis tanaman maupun untuk jenis
tanaman yang sama tetapi tingkat produksi berbeda.
Faktor–faktor yang mempengaruhi fotosintesis yaitu posisi
daun, morfologi daun (ukuran daun), intensitas cahaya matahari (Fitter dan Hay,
1981), serta daun ternaungi akan mempunyai hambatan klorofil (Shirly, 1929:
dalam Fitter dan Hay, 1981). Akar tanaman dapat berupa akar tunggang atau akar
serabut dengan penyebaran yang berbeda-beda. Sifat-sifat akar akan menentukan
cara penempatan pupuk maupun jumlah pupuk yang diberikan (Harjowigeno, 1987). Fungsi Akar adalah memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan
zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah,
mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada
tubuh tumbuhan yang memerlukan, kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan
makanan.
Adanya jarak antara akar dan kanopi (daun) yang tinggi
pada tanaman hutan, maka daun dirancang tidak hanya untuk dapat memanfaatkan
air secara efisien tetapi juga meneruskan pertumbuhan dan asimilasi pada
keadaan potensial air yang rendah, serta pohon dengan sistem vaskular akan
menyampaikan air secara cepat dan secara preferensial ke bagian kanopi yang
paling aktif (Fitter dan Hay, 1981).
Pemupukan anorganik (nitrogen) dapat efektif dan efisien
apabila pemberiannya sesuai fungsi kebutuhan tanaman yaitu untuk produksi buah
(generatif) atau pertumbuhan (vegetatif), sifat tanah, penempatan dan waktu
yang tepat saat pemupukan. Kebutuhan pupuk nitrogen (urea) oleh tanaman berbeda-beda
dan tergantung pada hasil yang diinginkan.
II. Tujuan Penelitian
- Mengetahui kemampuan akar menyerap air.
- Mengetahui posisi arah akar (berdasarkan arah mata angin) terhadap penyerapan air dan pupuk.
- Mengetahui dosis pupuk urea terbaik
- aplikasi untuk kegiatan pemupukan.
III. Metoda Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pengaruh arah posisi akar terhadap
penyerapan air dan pupuk dilakukan pada tahun 2007. lokasi penelitian di Petak
49 a, BKPH Bantarsari, KPH Pemalang pada tanaman jati JPP umur 3
tahun.
2. Cara kerja
a. pengaruh posisi akar berdasarkan arah mata angin:
- Menentukan pohon yang akan diberi perlakuan, kemudian
tanah disekitar pohon tersebut didangir
dan mencari akar yang arahnya sesuai perlakuan yaitu mata angin (utara, timur,
selatan dan barat).
- Setelah didapatkan akar dengan diameter sekitar 0,3-0,5
cm dan sesuai arah mata angin, kemudian
pada bagian ujung akar dimasukkan ke botol sampai pada bagian dasar botol,
kemudian botol diisi air 500 ml.
- Setelah akar masuk ke dalam botol yang berisi air, botol
dibenamkan dalam tanah dengan posisi agak miring, botol ditutup dengan seresah
untuk menghindari penguapan.
b. pengaruh
penempatan pupuk berdasarkan arah mata
angin:
- Menentukan pohon yang akan diberi perlakuan, kemudian
tanah disekitar pohon tersebut didangir
dan kemudian membuat lubang pupuk sedalam 10 cm berjarak 0,5 m sesuai perlakuan
yaitu utara, timur, selatan dan barat dan dipupuk dengan urea 100 gr, 200 per
pohon, utara-selatan (50-50 gr, 100-100 gr) dan timur-barat (50-50 gr, 100-100
gr), kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah.
3. Rancangan
Percobaan
Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Penelitian menentukan pengaruh arah posisi akar terhadap
penyerapan air.
Perlakuan meliputi 4 perlakuan arah akar (utara, selatan,
timur dan barat). Setiap perlakuan diulang 10 ulangan, rancangan percobaan
dengan CRD (Complitely Randomized Design).
Pengukuran dilakukan setiap 5 hari sekali dengan mengukur
jumlah air yang terserap oleh akar. Kemudian data dianalisa dibantu Genstat
5 release3.2, selanjutnya dilakukan uji LSD.
b. Penelitian menentukan pengaruh arah posisi akar terhadap
penyerapan pupuk.
Perlakuan meliputi 7 perlakuan arah akar (utara, selatan,
timur, barat, utara-selatan, timur-barat) pohon. Setiap perlakuan diulang 10
ulangan, rancangan percobaan dengan CRD (Complitely Randomized Design).
Data yang diambil adalah keliling pohon. Pengukuran
dilakukan sebelum dilakukan pemupukan dan setiap satu (2) bulan sekali selama 6
bulan. Kemudian data dianalisa dengan bantuan program Genstat 5 release3.2,
selanjutnya dilakukan uji LSD.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Pengaruh Penyerapan Air Berdasarkan Arah Mata Angin
Setelah dilakukan pengukuran, data kemudian dianalisa.
Dari hasil analisis varian menunjukkan bahwa arah akar berdasarkan arah mata
angin berpengaruh nyata terhadap kemampuan akar
menyerap air pada tanaman jati (Tabel 1), adanya perbedaan yang nyata
kemudian dilakukan uji LSD (Tabel 2).
Tabel 1. Analisa varian kemampuan
akar menyerap air berdasarkan arah mata angin
Sumber Variasi
|
df
|
Jumlah Kuadrat
|
Rerata Kuadrat
|
F
|
Fpr
|
Perlakuan
|
3
|
364837.1
|
121612.4
|
559.65
|
<,001
|
Error
|
36
|
7822.8
|
217.3
|
||
Total
|
39
|
372659.9
|
Tabel
2. Hasil Uji Lanjutan kemampuan akar menyerap air berdasarkan arah mata angin
Perlakuan
|
Uji Beda Nyata (5%)
|
Selatan
|
7,6 a
|
Utara
|
7,6 a
|
Barat
|
157,5 b
|
Timur
|
223 c
|
Keterangan:
nilai LSD 13,7, cv: 14,8%
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan posisi akar
dalam menyerap air berdasarkan arah mata angin sangat berbeda nyata pada taraf
uji 5%. Posisi satu akar yang mengarah
ke timur mampu menyerap air sebanyak 223
ml/5 hari, akar kearah barat sebanyak 157,5 ml/5 hari dan kerah selatan dan
utara hanya 7,6 ml/5 hari. Hal ini disebabkan bahwa proses fotosintesis pada
tanaman jati paling efektif pada daun sebelah timur dan barat, serta sesuai
sifat tumbuh tanaman jati yang perlu mendapatkan cahaya penuh. Secara
fisiologis, cahaya matahari mempunyai
pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruhnya pada metabolisme secara langsung melalui
proses fotosintesa dan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Grafik 1. Pengaruh posisi akar terhadap kemampuan
menyerap air.
Akibat penaungan pada tanaman dapat menyebabkan respon
yang berbalik terhadap proses fotosintesis (Fitter dan Hay, 1981), sehingga
pada daun disebelah utara dan selatan serta
pada daun-daun yang ternaungi akan mendapatkan respon sinar matahari yang lebih kecil dibandingkan
daun disebelah timur dan barat. Menurut
Fitter dan Hay (1981), antara daun yang ternaungi dan tanpa ternaungi akan
memberikan respon aktivitas ribolase bipospate carboxsilase yang
berbeda.
Oleh karena itu, dengan adanya cahaya matahari yang penuh
mengenai tajuk proses fotosintesa berjalan dengan cepat, sehingga penyerapan
air dari dalam tanah oleh akar cepat. Hal ini dibuktikan bahwa posisi akar pada
sebelah timur dan barat lebih cepat dan lebih banyak menyerap air dari pada
posisi akar disebelah utara dan selatan pohon. Dari hasil pengamatan bahkan ada
akar pada posisi utara dan selatan pohon ada yang tidak menyerap air selama 5
hari.
B. Pengaruh Penempatan pupuk Berdasarkan Arah Mata Angin
Hasil pengamatan terhadap pengaruh posisi akar
berdasarkan mata angin, dosis pupuk dan interaksinya berbedanya pada taraf uji
5% (Tabel 3), sedangkan hasil uji lanjutan seperti pada Tabel 4 dan 5.
Tabel 3. Analisa
Varian pengaruh posisi pemberian pupuk dan dosis pupuk terhadap pertambahan
keliling tanaman jati umur 3 tahun.
Sumber Variasi
|
df
|
Jumlah
Kuadrat
|
Rerata
Kuadrat
|
F
|
Fpr
|
Arah akar
|
6
|
53,93
|
8,99
|
9,63
|
<,001
|
Dosis pupuk
|
2
|
0,167
|
0,083
|
0,09
|
0,915
|
Arah akar-Dosis pupuk
|
4
|
23,33
|
5,83
|
6,25
|
0,004
|
Error
|
15
|
14
|
0,93
|
||
Total
|
27
|
91,4
|
Tabel
4. Hasil Uji
Lanjutan penempatan pupuk berdasarkan arah akar/posisi akar terhadap
pertumbuhan keliling tanaman jati
Arah akar (Posisi akar)
|
Uji Beda Nyata (5%)
|
kontrol
|
1,0 a
|
Selatan
|
2 ab
|
Barat
|
2,16ab
|
Utara
|
2,5 ab
|
Utara-Selatan
|
2,7b
|
Timur
|
4,5 c
|
Barat-Timur
|
5,25 c
|
Tabel
5. Hasil Uji
Lanjutan penepengaruh dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan keliling tanaman
jati
Dosis pupuk urea
|
Uji Beda Nyata (5%)
|
kontrol
|
1,0 a
|
100 gr
|
3,1b
|
200 gr
|
3,2b
|
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa penempatan pupuk pada arah
dua titik yaitu barat dan timur pohon meningkatkan pertambahan keliling tanaman
jati terbaik sebesar 5,25 cm, satu titik sebelah timur pohon 4,5 cm, sedangkan kontrol (0) tanpa pemupukan
meningkatkan pertambahan kelilin hanya 1 cm.
Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea dosis
100 gr dan 200 gr tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata terhadap Kontrol. Pemberian urea 200 gr, 100 gr, kontrol (0) dapat
meningkatkan pertambahan keliling sebasar 3,2 cm dan 3,1 cm dan kontrol hanya 1
cm. Dari hasil penelitian sebelumnya bahwa pada umur 4 tahun di KPH ngawi
pemberian pupuk urea 200 gr memberikan pertambahan keliling terbaik sebesar 3,4
cm selama 6 bulan (Anonim, 2007).
Keterangan; U-S: Utara-Selatan; U: Utara; T: Timur;
K: Kontrol; B-T:
Barat-Timur; B: Barat;
Grafik 2. Interaksi perlakuan antara posisi pemupukan
dengan dosis pupuk
Dari Grafik 2, menunjukkan bahwa interaksi antara arah/posisi
pemberian pupuk dua titik sebelah barat-timur pohon dengan dosis pupuk 200 gr
memberikan hasil pertambahan keliling terbaik sebesar 7 cm, arah satu titik
pada sebelah timur pohon dengan dosis 200 gr pertambahan keliling sebasar 5,5
cm, sedangkan kontrol (0) pertambahan keliling 1 cm.
V. Kesimpulan
a. Arah mata angina (utara, selatan, barat dan timur)
berpengaruh nyata terhadap kemampuan akar menyerap air.
b. Posisi satu akar
sebelah timur pohon mampu menyerap air terbanyak yaitu 223 ml/5 hari, kearah
barat sebanyak 157,5 ml/5 hari dan kearah selatan dan utara hanya 7,6 ml/5
hari.
c. Pemberian pupuk berdasarkan arah mata angin, dosis pupuk
dan interaksinya berbeda nyata pada
taraf uji 5%.
d. Pemberian pupuk pada dua titik yaitu posisi sebelah barat-timur
pohon memberikan peningkatan pertambahan keliling tanaman jati sebesar 5,25 cm,
sedangkan pada satu titik sebelah timur pohon pertambahan keliling sebesar 4,5
cm dan kontrol 1 cm.
e. Pemberian pupuk sebesar 200 gr, 100 gr dan kontrol
meningkatkan pertambahan keliling sebasar 32, cm; 3,1 cm dan 1 cm.
f. Interaksi antara posisi pemupukan dan dosis pupuk
diperoleh posisi dua titik barat-timur
pohon dengan dosis 200 gr meningkatkan pertumbuhan keliling pohon sebesar 7 cm
selama 6 bulan.
g. Aplikasi untuk pemupukan bahwa pemberian pupuk lebih baik
dibuatkan lubang tanam dua titik yaitu sebelah barat-timur pohon dengan dosis
200 gr.
Daftar Pustaka
Anonim, 2007. Pengaruh
Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman jati Umur 1,2,3, dan 4 Tahun di Perum
Perhutani. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Penelitian Puslitbang
Perhutani.
Fitter, A.H. dan
R.K.M. Hay. 1981. Fisiologi
Lingkungan Tanaman. Terj.: Sri Andani
dan Purbayanti. Gadjah Mada Press.
Hardjowigeno, 1987.
Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.