BUDIDAYA KAYU PUTIH HASIL PEMULIAAN
Oleh : Aris Wibowo dan Agus Cahyo Susanto
ABSTRAK
Tanaman kayu putih di pulau Jawa
mencapai luasan lebih dari 24.000 ha, dengan produksi tahunan mencapai sekitar 300 ton MKP. Perum Perhutani
mengelola kayu putih seluas 17.826,1 ha yang terdapat di beberapa
wilayah KPH yaitu : KPH Gundih, KPH Telawa, KPH Banyumas Barat, KPH
Surakarta, KPH
Madiun, KPH Pasuruan, KPH
Mojokerto, KPH Tuban, KPH Madura, KPH Nganjuk, KPH Indramayu, KPH
Purwakarta dan KPH Kuningan.
Produksi daun kayu putih
Perhutani pada
tahun 2011 di
Perum Perhutani sebesar
37.310 ton dan diperoleh MKP sebesar 265.706 kg, sehingga secara umum rata-rata rendemen MKP
0,71 % (Statistik Perum
perhutani, 2011).
Salah satu upaya
meningkatkan produksi kayu putih di Perum Perhutani adalah melalui program pemuliaan
pohon. Rangkaian kegiatan pemuliaan pohon perlu dilakukan evaluasi untuk
mendapatkan strategis selanjutnya.
Dari Program pemuliaan kayu putih
yang dilakukan dan pencapaiannya adalah sebagai berikut :
1.
Produksi benih kayu
putih dari Kebun Benih Uji Keturunan (KBUK) untuk tanaman rutin di KPH sejak
tahun 2007 sebanyak 6 kg/tahun. Mulai tahun 2012 dipilih
individu-individu yang mempunyai rendemen minyak kayu putih lebih dari 0,8 %
dan berkadar cineol di atas 50 %.
2.
Hasil uji klon
diperoleh biomasa pada pemangkasan pertama mendapatkan 12-19 kg daun kayu putih pada umur 2,5 tahun.
3.
Penggunaan klon
unggul akan meningkatkan produksi biomasa daun kayu putih, rendemen sehingga
produksi minyak kayu putih tiap hektarnya (contoh jarak tanam 3 x 3 m)
meningkat dari 45,4 kg mkp menjadi 165 mkp.
kata kunci : kayu putih unggul, Perhutani.
I.
Pendahuluan
Tanaman kayu putih Melaleuca cajuputi subsp cajuputi
merupakan sumber bahan baku industri minyak kayu putih (MKP) di Indonesia. Tanaman
kayu putih yang ada di pulau Jawa, yaitu M.
cajuputi subsp.cajuputi diduga berasal dari benih yang didatangkan oleh penjajah Belanda
dari P. Buru pada abad 18 (Gun
dkk.1996).
Tanaman kayu putih di pulau Jawa
mencapai luasan lebih dari 24.000 ha, dengan produksi tahunan mencapai 300 ton MKP. Perum Perhutani
mengelola kayu putih seluas 17.826,1 ha yang terdapat di beberapa
wilayah KPH yaitu : KPH Gundih, KPH Telawa, KPH Banyumas Barat, KPH
Surakarta, KPH
Madiun, KPH Pasuruan, KPH
Mojokerto, KPH Tuban, KPH Madura, KPH Nganjuk, KPH Indramayu, KPH
Purwakarta dan KPH Kuningan.
Produksi daun kayu
putih Perhutani pada
tahun 2011 di
Perum Perhutani sebesar
37.310 ton dan diperoleh MKP sebesar 265.706 kg, sehingga secara umum rata-rata rendemen MKP
0,71 % (Statistik Perum
perhutani, 2011). Kebutuhan
nasional MKP sebesar
1.500 ton, sedangkan produksi MKP di
Indonesia sekitar 300 ton, kekurangan produksi MKP tersebut dipenuhi melalui
import yang sebagian besar dari Cina (Anto Rimbawanto, komunikasi pribadi,
2014).
Salah satu upaya
meningkatkan produksi kayu putih di Perum Perhutani adalah melalui program pemuliaan
pohon. Rangkaian kegiatan pemuliaan pohon perlu dilakukan evaluasi untuk
mendapatkan strategis selanjutnya.
Program pemuliaan pohon kayu putih di Perum Perhutani dirintis
bekerjasama Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di
Yogyakarta pada tahun 2000 dengan membangun Kebun
Benih Uji Keturunan (KBUK) di Madiun,
Gundih dan Cepu.
II. Strategi pemuliaan kayu putih
Strategi
pemuliaan kayu putih yang telah dimulai secara kontinyu tahun 2000 dengan
tujuan akhir adalah peningkatan produktivitas hutan kayu putih. Kegiatan
pemuliaan pohon memerlukan waktu yang lama sehingga setiap periodik perlu
dilakukan evaluasi dan monitoring untuk menyimpulkan (hasil sementara) dan
langkah strategis selanjutnya.
Mengingat
pemuliaan pohon perlu waktu yang panjang, untuk mempercepat memperoleh hasil
pemuliaan maka rencana kegiatan pemuliaan pohon dibagi menjadi 3 yaitu rencana jangka pendek, rencana jangka
pmenegah dan rencana jangka panjang.
1.
Rencana
Jangka Pendek.
Kegiatan jangka pendek untuk
mempercepat program pemuliaan kayu putih yaitu:
- Memanfaatkan benih/bibit berasal dari : KBUK
Madiun-Cepu, KBK, dan kebun pangkas.
- Membuat
demplot berbagai asal sumber benih yaitu sumber benih dari
Puslitbang (KBK, KBUK, dan Kebun Pangkas ) dan sumber benih dari Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Purwobinangun
(KBUK full-sib,
KBK, KBUK F2,KBUK F1 Paliyan).
2.
Rencana
Jangka Menengah.
Kegiatan jangka menengah untuk
mempercepat program pemuliaan kayu putih yaitu membuat
kebun benih produksi. Pembangunan ini
dilakukan setelah diketahui sumber benih yang terbaik dari demplot sumber benih
pada rencana jangka pendek.
3.
Rencana
Jangka Panjang.
Kegiatan
jangka panjang untuk mempercepat program pemuliaan kayu putih yaitu penyerbukan
terkendali, uji keturunan full-sib,
KBK terseleksi, kebun pangkas dan infusi genetik.
III. Hasil Pemuliaan Kayu Putih
1.
Distribusi
benih unggul untuk tanaman rutin kayu putih
Distribusi benih kayu putih dari Kebun Benih Uji
Keturunan (KBUK) untuk tanaman rutin di KPH sejak tahun 2007 sebanyak 6
kg/tahun.
Strategi untuk pengunduhan benih
kayu putih mulai
tahun 2012 dipilih individu-individu yang
mempunyai rendemen minyak kayu putih lebih dari 0,8 % dan berkadar cineol di atas 50 %.
2. Kebun Pangkas Kayu
Putih
Kebun pangkas dibangun untuk menyediakan bahan stek pucuk. Pembangunan
kebun pangkas kayu putih diarahkan pada individu-individu yang mempunyai
rendemen minyak kayu putih lebih dari 0,8 %. Indukan untuk kebun pangkas
sebanyak 84 klon terpilih.
3.
Kebun
Benih Klonal (KBK)
Pembangunan KBK
menggunakan materi genetik yang berasal dari bagian
vegetatif (stek pucuk) individu-individu
terseleksi dari KBUK. Pada tahun 2015
diperkirakan sudah mulai produksi benih dari KBK.
4.
Uji
Klon
Uji klon untuk
menguji klon-klon untuk mendapatkan rendemen MKP dan
kadar cineol tinggi. Hasil uji klon diperoleh biomasa pada pemangkasan pertama
mendapatkan 12-19 kg daun kayu putih
pada umur 2,5 tahun.
5.
Produksi bibit stek pucuk klon unggul kayu putih
-
Tahun 2013 telah
memproduksi stek pucuk kayu putih sebanyak 40.000 plances.
-
Tahun 2014
direncanakan memproduksi stek pucuk kayu putih sebanyak 65.000 plances, dan
bila dioptimalkan dapat mencapai 120.000 plances.
-
Tahun 2015 dapat
memproduksi stek pucuk kayu putih sebanyak 500.000 plances.
6.
Perhutanan Klon
Penerapan hasil uji
(genetika, lingkungan, silvikultur, dan sosial ekonomi masyarakat) sehingga
diharapkan menghasilkan
hutan yang produktif.
IV. PENANAMAN KAYU PUTIH SKALA OPERASIONAL
1.
Pembangunan kebun pangkas di KPH-KPH
Klon
kayu putih yang akan dikembangkan untuk kebun pangkas yaitu klon dengan biomasa
pangkas pertama di atas 12 kg, rendemen di atas 1,0 %.
Setiap
kebun pangkas akan ditanam 7-25 klon terbaik, setiap klon 50 ramet.
2.
Penanaman kayu putih unggul
Penanaman
rutin KPH saat ini menggunakan benih dari KBUK, namun setelah KBK dan kebun
pangkas sudah produksi dapat digunakan sebagai sumber benih.
3.
Analisa produksi klon kayu putih.
Analisa produksi
daun kayu putih diambil dari dua sumber materi yaitu dari plot perhutanan klon kayu
putih dan tanaman rutin KPH Mojokerto. Hasil
uji biomassa daun kayu
putih pada perhutanan klon umur 2,5 tahun dimana bibitnya
berasal dari stek pucuk, pada pemanenan pertama rata-rata 15 kg/pohon
sedangkan tanaman rutin KPH berasal dari bibit local (benih sembarang)
sebesar 7 kg/pohon. Hasil uji
rendemen minyak kayu putih
asal klon unggul sebesar 1%
dan asal lokal sebesar 0,59
%. Untuk mengetahui besarnya perolehan daun kayu putih sebagaimana tersaji
dalam tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan produksi minyak kayu putih antara
bibit dari stek pucuk klon unggul dan benih sembarang.
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa
penggunaan klon unggul akan meningkatkan produksi biomasa daun kayu putih,
rendemen sehingga produksi minyak kayu putih tiap hektarnya meningkat dari 45,4
kg mkp menjadi 165 mkp.
Kesimpulan
Hasil yang dicapai program pemuliaan kayu putih di
Perhutani adalah :
1.
Produksi benih kayu
putih dari Kebun Benih Uji Keturunan (KBUK) untuk tanaman rutin di KPH sejak
tahun 2007 sebanyak 6 kg/tahun. Mulai tahun 2012 dipilih
individu-individu yang mempunyai rendemen minyak kayu putih lebih dari 0,8 %
dan berkadar cineol di atas 50 %.
2.
Hasil uji klon
diperoleh biomasa pada pemangkasan pertama mendapatkan 12-19 kg daun kayu putih pada umur 2,5 tahun.
3.
Penggunaan klon
unggul akan meningkatkan produksi biomasa daun kayu putih, rendemen sehingga
produksi minyak kayu putih tiap hektarnya (contoh jarak tanam 3 x 3 m)
meningkat dari 45,4 kg mkp menjadi 165 mkp.